Proses Pencapaian Tujuan
Tujuan pengendalian TI didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang diinginkan atau maksud yang dicapai oleh prosedur pengendalian implementasi dalam kegiatan TI khusus.
Tujuan dari pengendalian internal adalah:
- Memeriksa ketelitian dan kebenaran data yang akan menghasilkan laporan-laporan yang
dapat diandalkan - Efektivitas dan efisiensi dalam operasi, yaitu efektif dalam mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan dan efisien dalam pemakaian sumberdaya yang tersedia.
- Membantu agar tidak terjadi penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
- Mengamankan harta milik organisasi atau perusahaan termasuk data yang tersedia
1. Pendekatan Statis
- Berdasarkan pertimbangan pada pembagian wewenang di dalam pengelolaan perusahaan atau entitas pada masa lalu yg bersifat sentralisasi.
- Metoda sentralisasi artinya jika kita telusuri bahwa intelektualitas berada pada pucuk pimpinan perusahaan. Semakin rendah posisi seseorang, maka semakin sedikit pengetahuannya tentang pencapaian tujuan perusahaan, artinya hanya sekedar menjalankan perintah atasanya.
- Artinya bahwa pendekatan statis akan berorientasi pada sistem yg dpt dg mudah ditelusuri keberadaannya.
- Pengendalian intern sebagai sebuah proses
- Konsep ini terkait dengan perkembangan metoda pengelolaan sumber daya manusia pada organisasi yg bersangkutan.
- Perubahan metoda pengelolaan tersebut adalah perubahan ke metoda pengelolaan manajemen melalui tujuan (management by objective) menggantikan anajemen melalui kekuasaan (management by drive)
- Hal tersebut di dorong oleh :
· Peningkatan kualitas SDM, sehingga intensitas pengendalian intern dapat di kurangi
· Spesialisasi dpt meningkatkan kinerja seseorang
· Kepuasan kerja dapat meningkatkan produktivitas.
· Persaingan yang semakin ketat, membutuhkan pengambilan
· keputusan yang cepat.
Berdasarkan perkembangan di bidang manajemen SDM tersebut, konsep pengendalian intern jg mengalami perubahan dari konsep ketersediaan pengendalian inetern beralih ke konsep proses pencapaian tujuan.
Dengan konsep baru tersebut disadari bahwa intelektualitas tidak lagi terletak pada pucuk pimpinan, tetapi terletak dilapisan bawah. Mereka yang deket dg konsumenlah yg paling mengerti dg kebutuhan pasar. Pengorganisasian yang paling tepat untuk kondisi seperti ini adalah seperti pengorganisasian
orkes simponi.
orkes simponi.
Organisasi ini sepenuhnya akan digerakan oleh dinamika para pekerja (ujung tombak) sesuai spesialisai masing-masing. Untuk menjaga kekompakan agar terjadi irama yg serasi dibutuhkan seorang manajer yang berfungsi sebagai konduktor. Manajer tersebut tidak lagi harus memiliki pengetahuan teknis seperti yang dimiliki pemain orkesnya, tetapi yang diperlukan hanya seorang yang mampu mengatur tempo dan menguasai tingkatan nada.
Sumber:
http://liapsa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/1679/Bab+7+-+Kendali+dan+Audit+SI+_KASI_.pdf
Sumber:
http://liapsa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/1679/Bab+7+-+Kendali+dan+Audit+SI+_KASI_.pdf
Komentar
Posting Komentar